Perunggu Tunggal Puteri Penawar Kerontang Prestasi Bulu Tangkis Tanah Air

Putri KW mampu menampilkan performa menawan di Kejuaraan Dunia Paris 2025(sumber poto:instagram badminton.ina)



Panggung BWF World Championship 2025 di Paris Arena, memang telah usai, setelah berjibaku sejak 25-31 Agustus akhirnya juara juara dari masing masing kategori telah di ketahui.Puteri Kusuma Wardani satu satunya atlet pelatnas yang mampu mendulang medali.

Seperti biasa atlet atlet andalan Indonesia lebih dahulu rontok, sebelum benar benar disebut sebagai peraih medali, perunggu yang di dapat Puteri KW ibarat pelepas dahaga dari keringnya prestasi, hanya beberapa yang mampu melangkah ke perempat final.

Namun sayangnya Jonathan Christie di tunggal putera, serta ganda puteri Febriana Dwi Puji Kusuma/Amalia Pratiwi gagal mengikuti jejak Puteri KW menuju semi final, hitungan BWF Championship adalah yang mampu menembus semi final, otomatis paling tidak meraih perunggu.

Menjejak semi final bagi Putri KW merupakan catatan manis,setelah menunggu satu dekade, ada lagi atlet Indonesia yang mampu naik podium, terakhir di tahun 2105, Lindaweni Fanetri menembus semi final saat kejuaraan dunia digelar di tanah air, lumayanlah dapat satu perunggu.

Namun bagi Indonesia, negeri yang dikenal mempunyai prestasi bulu tangkis, tentu hasil dari Paris membuat pecandu badminton tanah air kian ngelus dada. Sepanjang tahun 2025, dalam ajang BWF World Tour, atlet pelatnas Cipayung, baru membukukan tiga gelar juara, dua dari Super 300 serta satu gelar dari Super 1000.

Tanda tanya besar untuk pengurus PBSI dan juga para atlet atletnya,mengapa saat ini prestasi atlet bulu tangkis Indonesia begitu sepi prestasi,seakan medali maupun trophy juara enggan mendekat,faktanya ganda putra yang kerap membawa pulang titel kampiun, malah seakan tak perdaya.

Debutan Itu Bernama Alwi Farhan

Alwi Farhan kalah tipis melawan juara bertahan di babak 16 besar(sumber poto:instagram badminton.ina)


Era Jonathan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting, sepertinya mulai memudar. Namun ada secercah harapan, terlihat di pundak pemain bernama Alwi Farhan. Masuk list peserta kejuaraan dunia, setelah di waktu terakhir menggantikan Victor Axelsen.

Meski bermain sebagai debutan, mantan juara dunia bulu tangkis junior ini tampil gercep dan nggak demam panggung. Pemain termuda di gelaran kejuaraan dunia, Alwi Farhan memberi garansi bahwa kehadirannya bukan untuk penggembira.


Lelaki kelahiran Surakarta 12 Mei 2005, mampu menapaki babak 16 besar. Saat melawan pemain Vietnam, Nguyen Hai Dang di babak 64 besar, ia menang 22-20, 21-13. Di babak 32 besar, Alwi juga mampu membenamkan pemain Chinese Taipei dengan skor 21-17, 22-20.

Aksi keren Alwi Farhan justru terjadi saat melawan juara bertahan, Kunlavut Vitidsarn. Status debutan tak membuat pemain berzodiak Taurus ini gentar. Sempat tertinggal di set pertama dengan skor 18-21, Alwi bangkit dan merebut set kedua 21-18.

Di set ketiga, Kunlavut harus kelabakan. Alwi mampu memaksa deuce sebelum akhirnya kalah tipis 20-22. Andai saja Kunlavut bisa dikalahkan, besar kemungkinan lawan Alwi berikutnya adalah Jonatan Christie.

Ketika baru saja ditaklukkan, terlihat Alwi Farhan menyeka air mata. Ia tampak menyesali kekalahan yang diderita. Namun secara mental, meski masih belia, ia cukup kuat menghadapi persaingan. Butuh waktu untuk memoles penampilan Alwi agar makin gacor di masa datang.


Mendekap Perunggu Setelah Menunggu Satu Dekade

Podium tunggal putri direngkuh Putri KW(sumber poto:instagram badminton.ina)


Beberapa tahun lalu,prestasi Putri KW masih terdengar perlahan, meski sempat sukses merengkuh Suhandinata Cup, transisi dari pemain junior ke senior kerap menuai cibiran. Namun Putri KW menjawab dengan prestasi,meski di tahun 2025 ia belum mampu merebut gelar BWF World Super Series.

Hasil di tahun 2025 belum menggembirakan bagi pemain kelahiran 20 Juli 2025,belum pernah meraih podium tertinggi,meraih tiket ke semi final di Swiss Open,kena jegal Akane Yamaguchi di perempat final Indonesia Open, ke tikung Wang Zhiyi di Japan Open saat babak perempat final.

Alhasil Putri KW mendamping Gregoria Mariska Tunjung di kejuaraan dunia.Kota Paris tampak bersahabat dengan tunggal kedua andalan Indonesia. Tak dinyana Putri KW mampu menembus babak semi final,saat menuju final ia kalah dengan srikandi Jepang Akane Yamaguchi.

Putri KW menyegel medali perunggu untuk Indonesia,serta raihan perunggu adalah satu satunya keping medali yang dibawa atlet pelatnas Cipayung di kejuaraan dunia 2025.Prestasi bulu tangkis Indonesia, terlihat bermuram durja,untuk sekedar tampil di final pun tak bisa teraih.


Menatap Prestasi Bulu Tangkis Masa Mendatang

Kangen masa jaya bulu tangkis Indonesia(sumber poto:instagram badminton.ina)

Boleh dibilang para pecinta bulu tangkis,saat ini merindu jawara jawara tepok bulu angsa, membuat momentum bersejarah.Kalau menurut netizen merupakan "sobat weekend", saat pemain pelatnas bertahan di hari Sabtu dan Minggu.Badminton mania saat ini kangen para jagoan tanah air minimal bertahan hingga semi final.

Syukur syukur meniti ke final dan juara,saat ini harapan jauh panggang ke api,seperti saat ganda putera Indonesia yang kerap bertempur memperebutkan podium, all Indonesian final. Namun kini bendera merah putih, sering absen untuk mendampingi atlet yang menuju podium.

Saat China ngebut meraih banyak gelar kampiun, ketika negeri jiran Malaysia merekrut pelatih tanah air,Korea Selatan yang mendominasi ganda putra dan Tunggal Putri. Pemain kebanggaan kita,acap kali lunglai sebelum weekend.Berjamaah gugur di babak 16 besar atau perempat final.

Pekerjaan rumah yang harus segera terselesaikan,pengurus Persatuan Bulu Tangkis Indonesia(PBSI), semestinya nggak usah baper jika ada masukan dari para netizen di media sosial,membuka saran dari para mantan pemain,bagaimana juga mereka adalah mantan atlet yang paham situasi pertandingan.


Yuk Bikin Moncer Lagi Atlet Cipayung


Pasukan Ciumbrella atau atlet pelatnas Cipayung, adalah harapan terakhir masyarakat Indonesia,agar merah putih dan lagu Indonesia, menjaga marwah prestasi.Seperti kita ketahui bersama saat Olimpiade Paris 2024, tak ada atet bulu tangkis menyabet medali emas.

Sekeping perunggu dari Gregoria Mariska Tunjung,menyelamatkan muka kontingen Indonesia.Malah dari cabor angkat besi dan panjat tebing yang mampu menambah koleksi emas.Padahal secara rutin sejak tahun 1992,cabang bulu tangkis selalu menyumbang medali emas.

Event BWF World Tour Series, kita saat ini nggak jago jago amat, tak ada lagi ganda campuran yang menyeramkan, tak ada ganda putra langganan naik podium, tunggal putra juga kerap hampa gelar.Kemana tempat kita di percaturan elite bulu tangkis dunia.

Sebagai pecinta bulu tangkis, penulis merindukan atlet Indonesia juara,namun memang jalan terjal seakan menghadang,jujurly kita kalah statistik bila berbanding dengan pemain Tiongkok. Namun bukan berarti ke depannya asa juara makin suram.

Dunia di era olah raga modern telah dilengkapi dengan sport science,penerapan disiplin keilmuan berbasis olah raga,data atau analisa pertandingan bisa diulas serta dipelajari,jadi jangan sungkan bila kini para pengurus PBSI,tak melulu seremoni namun lebih ke kerja keras mengejar ketertinggalan.

Bangkit adalah keniscayaan,pemain pun saat di lapangan jangan menunjukan rasa takut ketika point tertinggal, lawan akan melihat wajah cemas dan was was,saat set ketiga di semi final tunggal putri.Terlihat Putri KW panik saat tertinggal dari Akane.

Setelah ajang kejuaraan dunia berakhir, bukan untuk berleha leha,yuk bisa yuk mengukir prestasi,kami badminton tanah air sejatinya tetap mendukung atlet bulu tangkis Indonesia,swear pisan euy!









Comments

Postingan Populer

RT 03 Juara Umum Liga SKI 2025

Lelaki Pemberani Si Penjaring Sampah Pantai Labuhan Haji

Stadion Mini Cikarang Utara Perlu Perhatian Pemda Kabupaten Bekasi