Yuk Tukoni Mengemas Jajanan Nikmat, Aman dan Higienis Ketika Pandemi Menerpa
Tahun 2020 akan selalu dikenang,sebagai tahun kejadian pandemi corona virus disease(Covid), ketika dunia saat itu berjalan begitu lambat dan seakan terhenti. Nyaris semua sendi kehidupan terdampak dengan pandemi covid-19,begitu juga dengan negeri tercinta Indonesia, semua merasakan kepedihan dan juga kesedihan yang nyata.
Wajah muram perekonomian terlihat begitu nyata, hal itu dirasakan oleh Eri Kuncoro, lelaki asal Yogyakarta yag gelisah dengan keadaan di sekitarnya, usaha kecil dan mikro, terutama berbasis kuliner, toko kian sepi dan menyusut pembelinya. Selain itu gelombang pemutusan hubungan kerja(PHK), membuat ekonomi kian tersegal.
Gempuran pandemi ternyata bukan menjadi petaka, melalui ide kreatif Eri Kuncoro dan juga rekannya Revo Suladasha, hadir marketplace ngelokal yang membuat pedagang terbantu, namanya Yuk Tukoni yang membuat pedagang lokal, mampu menghasilkan uang meski pandemi membayangi.
Bakulan Jadah Tempe, Mie Jawa, Mangut Lele,Bakpia dan sejumlah kuliner khas Yogyakarta tetap menunjukan eksistensi, namun lebih dari itu pendapatan bisa didapat ketika masa masa sulit terjadi. Spirit kebaikan yang di sebarkan Yuk Tukoni untuk UMKM Lokal, berbuah manis ketika mereka diganjar penghargaan dalam 11th Satu Indonesia Award dari PT Astra International Tbk.
Duet Revo Suladasha dan Eri Kuncoro dengan konsep Yuk Tukoni, menggenggam gelar prestisius yakni didapuk sebagai, tokoh inspiratif di bidang kewirausahaan untuk khusus “Pejuang Tanpa Pamrih di Masa Pandemi.” Pencapaian bukan kaleng kaleng, mengingat upaya mereka meneguhkan pedagang lokal berbasis UMKM, tetap menyalakan api semangat di masa sulit.
Kilau Semangat Diantara Ganasnya Badai Pandemi
Eri Kuncoro sukses menggandeng pengusaha UMKM bersama Yuk Tukoni(sumber dokumentasi youtube Yuk Tukoni)Awal tahun 2020 menjadi penanda lesunya pertumbuhan ekonomi, Daerah Istimewa Yogyakarta(DIY), kena imbas dari pandemi, meski sebelumya provinsi DIY terkenal dengan sektor pendidikan dan pariwisata. Yogyakarta mengalami kontraksi ekonomi, karena banyak UMKM kuliner mengalami penurunan daya beli.
Hal itu dialami juga oleh pedagang mie ayam, sebagai pelanggan mie ayam Pak Amin, Eri Kuncoro menghadapi kenyataan bahwa mie ayam yang lokasinya dekat rumah, lapak dagangannya tutup, kalau juga buka pelanggan pun berkurang secara signifikan. Bisa dibilang bakulan kuliner Yogyakarta mengalami fase berdarah darah.
Melihat situasi yang mencekam, sehingga banyak pelaku usaha berderai air mata, Eri Kuncoro dan juga Revo Suladasha berpikir untuk melakukan sesuatu agar kondisi pedagang kecil tak kian terpuruk,strategi konvensioanal dengan cara berdagang di lapak atau tempat jualan, tak memberikan harapan meraup cuan.
Akhirnya ada ide untuk memasarkan produk UMKM kuliner, tentu saja dengan cara yang tak biasa dan out of the box, mengingat saat pandemi, provinsi DIY, para pengusaha UMKM lebih dari 59 persen, mengalami kesulitan pemasaran, hotel tutup serta instansi pendidikan memilih sistem daring, sehingga pelaku UMKM kehilangan pembeli.
Dari rasa prihatin tersebut, Eri Kuncoro merasa perlu berbuat sesuatu agar pelanggan di rumah, bisa di jangkau, mengingat di saat pandemi aturan sosial distancing atau pembatasan sosial begitu ketat, hal ini bisa dimaklumi untuk memutus rantai penularan virus Covid.
Yuk Tukoni seakan menjadi kilau semangat bagi Eri Kuncoro, bermodalkan storage penyimpanan dan freezer freezer pinjaman,memasarkan produk lokal di masa pandemi adalah tantangan tersendiri, karena diperlukan juga jaminan kehalalan, higienitas produk serta tetap mempertahankan kelezatan dan nikmatnya kuliner yang di jual.
Yuk Tukoni Mendulang Harapan Ketika Kegelisahan Mendera
Ketika mengalami kesulitan memasarkan produk, karena keterbatasan keadaan disebabkan pandemi, ternyata ada jalan lain yang bisa dilakukan, menurut Eri Kuncoro media sosial seperti instagram dan juga whatsapp menjadi jalan pembuka, agar geliat UMKM Yogyakarta terus berdenyut.
Salah satu kiat yang dilakukan Yuk Tukoni agar pelanggan makin betah bertransaksi, penawaran gratis ongkir di areal hingga sepuluh kilo meter. Strategi agar pelanggan kian melekat dengan produk yang ada di Yuk Tukoni, tetap mengedepankan kualitas, mengingat produk yag dijual adalah makanan olahan beku atau frozen food.
Tampilan dagangan dan pengemasan juga diperhatikan secara detail, tak heran kemasan yang terpajang di instagram, memiliki visual yang ciamik, tampilan Mie Ayam Bu Tumini terlihat memikat,besek bambu Jadah Tempe Mbah Carik sangat elegan. Kemasan cantik menjadi kunci,packaging bakulan dari Yuk Tukoni nggak setengah setengah dalam pengemasan.
Jika akhirnya kolaborasi mengesankan, antara Eri Kuncoro dan Revo Suladasha memberikan insight dengan Yuk Tukoninya, hal ini memberikan gambaran kepada kita semua, meski kondisi pandemi, namun langkah kaki tak terkungkung oleh social distancing, alhasil UMKM di Yogyakarta, tetap bertahan. Hebatnya lagi, lima tahun setelah pandemi, pengusaha kecil melalui Yuk Tukoni kian berkembang dan membuka lapangan kerja.
Kemunculan awal Yuk Tukoni, dengan daya jelajah pengantaran yag jaraknya terbatas, hanya lokal Sleman dan sekitarnya, namun waktu yag berjalan, Yuk Tukoni yang memiliki tagline Bersih Sehat Bersih Aman, memiliki coverage pengiriman, menjangkau kota kota besar seperti, Jakarta,Bodetabek,Semarang,Yogyakarta,Solo dan Surabaya.
Beli Dagangan Langganan(BDL), program inisiatif Yuk Tukoni untuk meningkatkan volume penjualan. Selain itu sistem pengiriman juga diperhatikan, seperti beli pagi kirim siang, beli siang kirim sore, beli sore kirim pagi. Yuk Tukoni seakan memberi jawaban dari kegundahan yag mendera UMKM, menjadi peluang usaha yang kian moncer.
Dukungan Astra Menemukan Tokoh Inspiratif Anak Bangsa
Undangan Workshop Menulis Online dan Bincang Inspiratif sesi ke-1, membuka tabir yang selama ini orang banyak yang tahu, bahwa Eri Kuncoro dan Revo Suladasha, adalah pemenang apresiasi Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards tahun 2020 kategori khusus pejuang tanpa pamrih di masa pandemi.
Ternyata duo ini tak melulu mengincar kemenangan, bahkan untuk ikut ajang SIA 2020, mereka didaftarkan oleh media bukan inisiatif sendiri untuk mendaftar, namun memang rezeki anak sholeh, Yuk Tukoni justru menjadi salah satu pemenang.
Tahun 2025 adalah tahun ke-16 PT Astra International Tbk,menyelenggarakan (Satu) Indonesia Award, bisa dibilang ajang ini merupakan kawah candradimuka bagi anak muda di seluruh Indonesia, yang peduli di lima bidang yaitu kesehatan, pendidikan,lingkungan,kewirausahaan, dan teknologi.
Tak dinyana wakil DIY mampu meraih optimal di edisi (SATU) Indonesia Award ke-11, kemenangan ini tentu saja makin melambungkan nama Yuk Tukoni, hingga saat ini produk UMKM asal Yogyakarta adalah produk kuliner makanan beku, namun tetap bisa disantap para pelanggan di luar Yogyakarta, karena produk Yuk Tukoni aman untuk dikonsumsi.
Kreatifitas dibarengi niat tulus dalam bungkus kebaikan, akhirnya Yuk Tukoni mampu menyelamatkan para pengusaha UMKM, yang pada saat itu sempat merasa mutung dengan keadaan yang mencekam gara gara pandemi Covid.
Prestasi mengkilap diajang (SATU) Indonesia Award 2020, menjadi Yuk Tukoni merenda prestasi prestisius, bukan saja menjalankan bisnis secara elegan, namun membantu pengusaha UMKM tegak kembali dari keterpurukan karena pandemi.
Api Kecil Yang Masih Menyala
Ketika penulis mengikuti Workshop dan Bincang Tokoh Inspiratif Sesi ke-1. Selain menampilkan Ibu Reda Gaudimo sebagai narasumber, ternyata hadir sosok Eri Kuncoro, Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards Tahun 2020 Bidang Kewirausahaan.
“Hingga saat ini Yuk Tukoni adalah api kecil yang masih menyala, bahwa hidup jangan hanya ingin menang terus, namun sejatinya hidup harus berdampak dan mempunyai empati,” ungkap Eri Kuncoro.
Kalimat sederhana namun penuh kedalaman makna,peserta Workshop online yang hadir dari berbagai daerah di tanah air, mendapat pengalaman seru, saat Eri Kuncoro dan rekannya mulai merintis Yuk Tukoni. Adapun arti harfiah “Yuk Tukoni” bila diartikan dalam bahasa Indonesia,mempunyai makna Ayo Beli.
Kalimat ajakan ini pula yang menyelamatkan puluhan pelaku usaha dan juga pengusaha kuliner, mampu menapaki kesulitan ketika pandemi. Platform E-Commerce yang berawal dari pesanan via Whatsapp, kini kian sigap di era digital. Yuk Tukoni awal kiprahnya adalah basis gerakan sosial, agar UMKM kian berdaya.
Kebangkrutan massal yang sangat mungkin terjadi, berkat Yuk Tukoni pengusaha mampu menunjukan eksistensi, produk kuliner mereka kian kinclong dengan kemasan yang tak kalah dari produksi pabrikan. Yuk Tukoni secara genial, mengemas ulang produk dari pengusaha UMKM, mengedepankan sisi higienitas yang terjaga, juga kehalalan yang melegakan bagi konsumen muslim.
Maka tak tertolaklah kuliner legendaris, yang kini bisa dinikmati melalui Yuk Tukoni, hadir sempol ayam Syarifah,lumpia Samijaya,sate Samirono,lemper ayam Bu Sri,bakso bakar Bu Sainah,mangut lele Mbah Marto,tahu walik dan deretan kuliner Yogyakarta yang saat ini bisa didapatkan melalui Yuk Tukoni.
Comments
Post a Comment